Sabtu, 11 Juli 2015

Pengelolaan hutan

Unsur manajemen umum
Planning
Organizing
Actuating
controlling

Perencanaan kehutanan
      Rencana  dikembangkan berdasarkan inventarisasi sumberdaya hutan yang telah dipetakan, yang memperlihatkan fitur topografi, dan distribusi jenis
      tujuan pemilik, jalan, gorong gorong, kedekatan dengan pemukiman, fitur air dan kondisi hidrologi dan informasi tentang tanah
      Rekomendasi  untuk mencapai tujuan, dan kondisi masa depan yang diinginkan, dengan mempertimbangkan sisi ekologi, finansial, logistik dan batasan batasan lain
      Perencanaan yang baik termasuk pertimbangan tentang kondisi tegakan setelah pemanenan, dan rencana permudaan buatan setelah panen
      Praktek kehutanan yang baik juga harus mempertimbangkan kebutuhan stakeholder lain termasuk penghuni pemukiman di dalam dan di sekitar hutan (sisi sosial dari kehutanan)


Perencanaan kehutanan
Rangkaian kegiatan yg meliputi
     Pemantauan (monitoring)
     Penilaian (asesmen)
     Pengambilan keputusan (decision making)
     Penerapan ( implementasi)

Komponen kegiatan:
     Inventarisasi hutan
     Pengukuha n kawasan
     Penatagunaan kawasan
     Pembentukan wilayah pengelolaan
     Peenyusunan rencana kehutanan


Pengelolaan hutan
      Praktek penerapan prinsip prinsip biologi, fisika, kimia,analisis kuantitatif, manajemen, ekonomi, sosial dan analisis kebijakan dalam rangkaian membangun atau regenerasi, membina memanfaatkan dan mengkonservasi hutan sesuai dengan tujusan dan sasaran yang ditetapkan dengan tetap mempertahankan produktivitas dan kualitas hutan
      Mencakup pengelolaan estetika, ikan dan fauna air pada sungai di dalam hutan, rekreasi, nilai  atau fungsi hutan untuk perkotaan, air, hidupan liar, kayu dan HHBK,  serta nilai nilai lain dalam lingkup kelompok SDH


SISTEM MANAJEMEN HUTAN

SFM
      Pengelolaan hutan berbasis prinsip pembangunan lestari ( sustainable development), SFM menggunakan tujuan sosial ekonomi dan lingkungan yang sangat luas
      Tujuh tema SFM
     Luasnya hutan
     Keragaman hayati
     Kesehatan dan vitalitas hutan
     Fungsi produktif dan sumberdaya hutan
     Fungsi protektif sumberdaya hutan
     Fungsi sosial ekonmi, dan
     Kerangka  hukum, kebijakan dan institusi

Ekosistem hutan
      Ekosistem hutan adalah  areal  dalam lansekap yang didominasi oleh pohon dan  masyarakat biologis  yang terintegrasi tanaman hewan dan mikroba,  bersama sama saling berinteraksi dengan tanah setempat (sebagai subsrtat) dan atmosfir (iklim).
      Hutan yang mengalami kerusakan adalah tetap hutan karena warisan biologis dan fisik dari hutan sebelumnya : tanah ,bahan organik, mikroba, hewan dan vegetasi.dibawah rejim SFM  waarisan ini tetap  bertahan antara waktu kerusakan ampai terbengunnya kembali penutupan pohon
      Kerusakan periodik adalah atribut kunci untuk ekositem hutan dan pemeliharaan karakter sejarah dan nilai  membutuhkan pemeliharaan rejim pengaruh yang bersifat ekologis setelahnya..
      Karena ekosistem hutan merupakan sistem biofisikal yang terintegrasi,  maka hutan merupakan rangkaian komponen dari  proses ekosistem.  Perubahan jangka pendek yang terjadi pada struktur hutan bukan berarti hilangnya  hutan, asalkan proses ekosistem itu masih tetap bekerja pada tingkat yang bisa diterima.
      FEM  pendekatan konservasi hutan, pemanfaatan, admini strasi dan pengaturan berbasis pendapat bahwa hutan adalah sebuah sistem biofisik bernilai ganda  yang sangat kompleks, terintegrasi, resilient dalam batas toleransi keruakan tertentu
      Namun bila batas toleransi itu dilampaui maka daya resiliensi, nilai serta jasa lingkungan akan berubah dan bahkan menurun.
      Sustainabilitas:  sustainabilitas  intergenerasi adalah prekondisi FEM
      Tujuan: FEM menetapkan tujuan yang terukur dengan spesifikasi proses ke depan dan outcomeng perlu untuk sustainabilitas.
      Model dan pemahaman ekologikal: FEM mengandalkan penelitian dilakukan pada setiap level organizasi ekologikal.
      Kompleksitas dan keterhubungan: FEM merekognisi bahwa  diversitas biologi dan kompleksitas struktur memperkuat ekosistem melawan kerusakan dan pasokan sumberdaya genetik  yang dibutuhkan untuk beradaptasi pada perubahan jangka panjang.  
      Sifat dinamis ekosistem: FEM  jauh dari usaha untuk mem "freeze" ekosystems pada status atau konfigurasi tertentu.   
      Konteks dan skala:: FEM merokognisi bahwa proses  ekosistem  beroperasi  pada tenggang spasial dan temporal yang lebar , dan sifatnya pada    setiap lokasi sangat  dipengaruhi sistem disekitarnya   
      Manusia sebagai komponen ekosistem: FEM menilai peran ajtif manusia dalam mencapai tujuan sustainabilitas manajemen.
      Adaptabilas dan akuntabilitas: FEM mengakui bahwa pengetahuan masa kini dan paradigma of ecosystem funngsi sekosistem adalah provisional, tidak lengkap dan   subyek perubahan.


Elemen FEM
      Kebangkan satu rangkaian  tujuan manajemen yang menghargai toleransi  ecologikal dan resiliensi ekosistem, species dan nilai interest.
      Mengelola hutan sebagai ecosystems,  lintas level organisasi dan integrasi biologikal.
       Batasi area manajemen secara ekologikal,  dan pakailah variasi praktek manajemen  untuk sesuai  diversitas ecologikal dan biologikal yang dijumpai. Kenakan menejemen ekosistem  pada skala  tegakan dan bentang lahan,   pada area hutan dan skala waktu ekologi yg tepat pada setiap badan atau organisasi  dibawahnya
        ada rencana  yang memiliki mandat mengelola untuk keseimbangan  sustained balance  nilai sepanjang bentanglahan dan variasi  temporal dalam nilai nilai ini  dalam setiap tegakan. Memelihara fungsi ecosystem,  sekuen seral, dan komposisi spesies dalam tenggang  historis  variasi  (emulasi kerusakan hutan alam) atau  diterima secara sosial .
      mengelola secara adaptif,  
      pembelajaran terus menerus dan  praktek yg berubah lebih   sebagai mana ditunjukkan  oleh outcome yg selalu dimonitor,  dan
       menggunakan alat forecasting  berbasis ekologi  untuk mendukung perencanaan manajemen  dalam keadaan di mana belum ada  pengalaman yang dapat memberikan pedoman yang diperlukan.


Lingkungan dan kehutanan
      Kehutanan sdh lama bicara ttg lingkungan sewaktu orang lain belum bangun
      Pesan untuk rimbawan dalam menghadapi hutan yang akan dikelolanya, dapat dilihat dari pengklasifikasian kawasan berhutan misalnya  dalam daftar klas hutan jati
      Intensifikasi perlindungan hutan makin nampak seperti munculnya  ketentuan untuk mengklasifikasikan  (bisa dilihat pada detail proses sertifikasi)


Intisari Nawa Cita dalam bidang Lingkungan dan Kehutanan


Jabaran Nawa Cita (NC) dalam bidang Lingkungan Hidup & Kehutanan
1)      Menciptakan jaminan kepastian hukum dan keadilan  dalam pengelolaan SDH dan lingkungan/SDH-L (NC no 1 & 4)
2)      Menegakkan akuntabilitas dalam pengelolaan SDH-L (NC no 2)
3)      Mengembalikan semangat bhinneka tunggal ika dengan cara mempercepat pembangunan daerah tertinggal (NC no 3,9)
4)      Menciptakan kemandirian dalam kebutuhan hidup berbasis produk & kelestarian SDH (biomaterial & industri masa depan, pangan, energi terbaharukan dan jasa lingkungan) (NC no 7)
5)      Peningkatan kualitas SDM yang berkarakter melalui  partisipasi aktif dalam peningkatan produktifitas guna mencapai kemandirian ekonomi (NC no 5,6,7,8)
      (rumusan tim fahutan ugm okt 2014)


Share this

0 Comment to "Pengelolaan hutan"

Posting Komentar