Jumat, 05 Juni 2015

Moral, Moralitas dan Etika



Moralitas (dari bahasa Latin):
            - karakter, kebiasaan
            - niat/sikap hati dan tindakan   (bisa baik/benar  atau  buruk)
            - sinonim dari kebaikan (goodness)

Filosofi dari moralitas adalah etika
-          Kode etika sistem moralitas (menurut budaya, filosofi, agama)
-          Moral  ajaran dan praktek moralitas (yang baik dan buruk)
-          Contoh kode etik ‘the golden rules’ yang menyatakan
            ‘seseorang harus memperlkukan orang lain seperti halnya dia (yang bersangkutan)                                         memperlakukan dirinya sendiri’
       -    Contoh lain: Kode etik rimbawan (Persaki)

Moral secara etimologi (dalam imu):
             a) Keseluruhan kaidah-kaidah kesusilaan dan kebiasaan yang berlaku pada kelompok tertentu,
             b) Ajaran kesusilaan tentang azas dan kaidah kesusilaan yang dipelajari secara sistimatika dalam                        etika.

Moralitas (Franz Magnis Suseno)
-          membahas keseluruhan norma-norma, nilai-nilai dan sikap (seseorang atau masyarakat.
-          Menurutnya, moralitas adalah sikap hati yang terungkap dalam perbuatan lahiriah
-          Moralitas sebagai sikap dan perbuatan baik yang betul-betul tanpa pamrih.
-          Istilah ‘moral’ dan ‘etika’ sering digunakan untuk pengertian yang sama
-          Apa bedanya?
-          Moralitas: sistem(pedoman) untuk membedakan tingkah laku yang benar dan yang salah
-          Etika: kajian moralitas (secara filosofis)

Teori moral :
-          menjelaskan mengapa suatu tindakan itu salah, atau 

-          mengapa kita seharusnya berbuat dengan cara tertentu 


Jadi teori moral dan etika terapan tidak dapat ditarik perbedaan tegas
Artinya
Kita tidak melakukan etika tanpa teori moral
Pertanyaanya: 
            Apakah kita hanya menjelaskan bagaimana orang berbuat dan berfikir menggunakan penilaian salah dan benar (diskriptif) atau kita menentukan bagaimana orang harus membuat keputusan-keputusan  (preskriptif).

Sebagian besar mengikuti teori-teori moral yaitu preskriptif.
Penjelasan deskriptif apa yang dilakukan orang dilkukan oleh ahli sosiologis/antropologis
Para filosof ketika mempelajari moralitas ingin mengetahui cara yang tepat untuk membedakan benar dan salah.

Subjektif moralitas
Benar dan salah ditentukan oleh apakah yang kebetulan difikirkan pada saat itu.
Esensinya, ‘benar’ dan ‘salah’ kehilangan makna karena ketika berfikir/merasakan tindakan orang lain   benar sebenarnya tidak ada kritik.
Dengan teori ini orang tidak dapat ajukan keberatan thd tindakan/perilaku orang lain .


Relatifisme budaya
Benar dn salah ditentukan oleh rangkaian prinsip atau aturan yang dianut pada saat itu; berkaitan dengan subjektifisme.
Ini berarti kita tidak dapat menkritisi tindakan-tindakan yang telah disepakati itu (seolah-olah universal);
Budaya tidak dapat salah tentang ‘benar dan salah’

Egoisme etik
Benar dan salah ditentukan oleh apa yang ada di dalam keinginan orang iu sendiri;
Egoisme etik biasanya berdaarkan egoisme psikologis (orang secara alami berbuat dengan secara
Egoisme etik tidak mempunyai implikasi bahwa kita harus mengarauh pd kebijksanaan, tetapi orang berbuat untuk kepentingan sendiri. 

Teori perintah suci
Teori ini banyak yang menyatakan moralitas berkaitan dengan agama, artinya tanpa agama tidak ada moralitas
Benar dan alah datang dari perintah Tuhan
Implikasinya, bila Tuhan memerintahkan maka dilakukan dan salah bila tidak melakukannya
Bila Tuhan tidak memerintahkan untuk tidak dilakukan maka dapat dilakukan.

Etika kebajikan
Benar dan salah dicirikan oleh tindakan berdasarkan kebajikan tradisional (kebijakan,  keadilan, pembatasan diri) - yang membuat orang baik
Hidup penuh kebajika adalah yg paling bahagia karena :
            1. tujuan akhir hidup adalah kebahagiaan
            2. kebahagiaan terkandung pada tindakan-tindakan yang cukup beralasan
            3. tindakan yg cukup beralasan adalah ciri utama dari kebajikan tradisional 

Share this

0 Comment to "Moral, Moralitas dan Etika"

Posting Komentar